BALI,
Warta Maritim Indonesia –
PT Pelindo I Medan, Pelindo II (Tg. Priok), Pelindo III (Surabaya) dan Pelindo IV
(Makassar) akan menerapkan Integrated Billing System (IBS) atau sistem pembayaran
jasa kepelabuhanan yang terintegrasi secara nasional, untuk jasa Terminal Petikemas
yang dikelolanya.
Penerapan
IBS itu merupakan arahan Menteri BUMN agar keempat Pelindo bersinergi menyusun
dan menerapkan sistem pembayaran tarif jasa kepelabuhanan berbasis elektronik (single
billing) yang terintegrasi secara nasional.
Hal
itu disampaikan oleh Doso Agung pada Sosialisasi IBS Nasional yang dihadiri
oleh Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian
BUMN, Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut
Sri Muljanto, Direktur Keuangan Pelindo III Iman Rachman, serta jajaran direksi
Pelindo II, I, dan Pelindo IV.
Dikatakan,
kini dengan kemajuan teknologi dan jaringan internet telah mampu mengeliminasi
keterbatasan pertemuan fisik dan waktu dalam memberikan pelayanan jasa yang
prima. “Standarisasi ini membuat proses bisnis berjalan lebih simple dan
terukur, sehingga dapat tercapai efisiensi yang diharapkan akan berimbas
positif untuk menekan biaya logistik nasional,” jelas Doso Agung.
Pelindo
III sendiri sebenarnya sudah mengimplementasikan single portal IBS yang
memiliki layanan, yaitu e-registration, e-booking, e-tracking, e-payment,
e-invoice, e-billing, dan e-care. Semuanya itu telah mencakup
seluruh tahap layanan yang dibutuhkan pengguna jasa pelabuhan dalam satu portal
digital. Bahkan sejak akhir 2016, IBS Pelindo III telah terintegrasi dengan
Inaportnet milik Kementerian Perhubungan untuk wilayah operasi Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Setahun kemudian pada 2017 mulai diterapkan di
pelabuhan lainnya di wilayah kerja Pelindo III. Lalu pada tahun 2018 lalu telah
terintegrasi dengan Sistem Informasi Perdagangan Antarpulau (SIPAP) milik
Kementerian Perdagangan.
Pada
ajang Forum Teknologi Informasi (Forti) Kementerian BUMN Awards 2018 lalu
Pelindo III memperoleh 2 penghargaan dan menempati peringkat keempat untuk
kategori IT Governance Awards 2018 dengan nilai maturity level teknologi
yang di atas 3. Pada ajang tersebut Pelindo III juga menjadi satu-satunya BUMN
sektor maritim yang meraih penghargaan Forti BUMN 2018.
Putut
Sri Muljanto mengungkapkan, kesiapan sistem teknologi informasi yang dimiliki
Pelindo III diharapkan dapat berkontribusi dalam penyiapan The New IBS yang
akan berlaku pada pelabuhan di wilayah kerja keempat Pelindo. Para pengguna
jasa kepelabuhanan nantinya cukup mengatur kebutuhannya secara online
melalui aplikasi dalam telepon genggam dengan 3 layanan utama, yaitu e-booking
untuk memesan layanan, e-billing untuk mengakses tagihan, dan e-payment
untuk membayar secara online.
Pada
fase awal dari kerja sama tersebut masing-masing Pelindo akan menunjuk 1
terminal peti kemas yang akan diintegrasikan, yaitu TPKD Belawan milik Pelindo
I, TP 2 Priok milik Pelindo II, TPK Banjarmasin milik Pelindo III, dan TP
Tarakan milik Pelindo IV. “Di tahap awal akan fokus pada segmen peti kemas
dengan formulir yang telah terstandarisasi untuk proses receiving dan
delivery peti kemas. Nantinya setelah lancar akan terus dikembangkan pada
pelabuhan lain dan komoditas kargo lainnya,” ungkapnya optimis.
Edwin Hidayat Abdullah berpesan bahwa
pelabuhan memiliki peran penting sebagai pendorong peningkatan pertumbuhan
ekonomi secara regional. Antarpelindo harus saling bekerjasama untuk
mengembangkan collective value. Termasuk memberikan pelayanan terbaik
yang transparan dan fairness, agar pengguna jasa nyaman. “Dengan IBS merupakan bagian dari rencana
besar negara membuat pelabuhan berkembang berbasis ekosistem. Sehingga kebutuhan
apapun untuk lalu lintas barang jasa melalui pelabuhan langsung terintegrasi,”
ungkap Edwin Hidayat.
(MUNAWAR/WMI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar