JAKARTA – Sudah menjadi rahasia umum, bahwa ada istilah Press Tour bagi para awak media atau Wartawan baik cetak, online dan elektronik.
Press Tour itu, bisa ke di lingkup Jakarta, Jawa Barat atau bahkan bisa lebih jauh, yakni ke Pulau Bali, atau Dana Toba Sumatera Utara.
Ulasan berita tentang Press Tour ini, bukan bermaksud mendiskreditkan Profesi Wartawan tentunya. Namun, lebih untuk mengukur manfaat dan kontribusinya, jika dilihat dari kacamata kepentingan Masyarakat Luas, Bangsa dan Negara.
Bukannya apa-apa, kalau Press Tour itu diselenggarakan dengan biaya sendiri, patungan misalnya, ya tentu ga’ masalah, wong duit sendiri Ko’ !!! . Pertanyaannya, bagaimana kalau Press Tour itu dibiaya dengan Anggaran Negara, misalnya sebuah Kementerian yang didalamnya membentuk sebuah Forum Wartawan, dimana sewaktu –waktu atau dalam satu tahun anggaran ada Program Press Tour , bukankah ini menggunakan Anggaran Negara ? Bukankah anggaran sebuah Kementerian itu bersumber dari APBN yang dialokasikan untuk Kementerian tersebut.
Sekarang, ketika Press Tour menggunakan Anggaran Negara atau APBN, tentu seharusnya Press Tour itu harus semaksimal mungkin yakni ada manfaat bagi Negara. Manfaat itu, tentu manafaa positif bagi kepentingan masyarakat. Artinya, setelah Press Tour maka ada kontribusi nyata bagi Negara, mislanya dalam bentuk peningkatan kualitas informasi bagi masyarakat Indonesia.
Jadi hati-hati, bagi Program Press Tour, jangan kalian hanya menjadi bagian dari menghabiskan anggaran Negara, tanpa memberi manfaat nyata bagi kebaikan Negara.
Apalagi, Press Tour hanya menjadi 'ajang', bersenang-senang, bergembira dan pulangnya dapat bingkisan dan atau uang saku.
Ulasan Press Tour ini, tentu sebagai kritik membangun bagi segenap Insan Pers yang suka pamer foto-foto Press Tour, sebut saja Press Tour ke Bali, yang kemudian diunggah di Grup WhatsApp yang didalamnya beranggotakan para Wartawan juga, jika ini yang terjadi, bukankah ini ‘manas – manasin’ kata bahasa gaulnya.
Pamer foto Press Tour, agar dibilang Wartawan Senior, yang keberadaannya diperhitungkan oleh pejabat Kementerian ? Jangan begitulah Kawan, sesama ‘Bus Kota dilarang saling mendahului’ begitu kata bahasa Abang kodektur Metromini, dulu sewaktu masih ada Metromini di Jakarta..
Yah, mestinya pejabat yang gelar Press Tour itu, sadar dan menyadari bahwa kesempatan harus diberikan kepada seluruh wartawan yang selama ini memuat atau memberitakan berita-berita lembaganya, jangan pilih-pilih wartawan, yang pada ujungnya memunculkan ‘kecemburuan sosial’ sesama wartawan.
Kemudian, ini pesan untuk yang merasa ngaku dirinya Wartawan Senior, anda – anda itu bisa seperti sekarang ini, semua karena anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Kalian bisa wawancara dengan baik, menulis yang bagus dan sebagainya, itu semua anugerah ALLAH Swt, jadi sekali lagi ga’ usah pamer-lah, biasa aja, toh, kita sama-sama anak bangsa, yang terus berkarya untuk Indonesia Maju, Indonesia lebih baik kedepannya, Aamiin.
(Tim Red. WMI/Jkt).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar