JAKARTA MARUNDA (Wartamaritimindonesia.com) – Pelabuhan KCN atau Terminal Umum KCN berada di ujung utara KBN Unit Marunda Jakarta Utara. KCN singkatan dari Karya Citra Nusantara, merupakan Pelabuhan atau Termninal Umum yang sejak awal dinyatakan sebagai penyangga Pelabuhan Tanjung Priok.
Pelabuhan KCN didirikan oleh dua pemagang saham yakni PT Karya Teknik Utama atau KTU yang merupakan perusahaan swasta, dan PT KBN (persero) atau PT kawasan berikat Nusantara. Dan kini Pelabuhan KCN Marunda semakin diminati.
Setiap hari, puluhan kapal keluar
masuk membongkar muat barang yang diangkutnya. Truk-truk pengangkut berbagai
komoditi pun terus tampak lalu lalang keluar masuk ke pelabuhan ini. Pelabuhan
yang terletak tak jauh dari Pelabuhan Internasional Tanjung Priok ini, pada
tahun-tahun terakhir memang banyak menarik minat pelaku usaha pelayaran maupun
pemilik barang untuk melakukan kegiatan di sini, terutama untuk komoditi curah,
dan kargo umum.
Ada 2 (dua) BUP yang telah mendapatkan
konsesi dari Kementerian Perhubungan yakni Marunda Center (MCT), dan KCN. Dari
data yang ada dipublik, menyebutkan sebanyak 1.100 call dari bulan
Juli-November 2017 datang di pelabuhan Marunda.
“Sekitar 250 call setiap bulan
beraktifitas ke pelabuhan Marunda. Makanya, di pelabuhan ini sudah saatnya
pemerintah memperhatikan fasilitasnya,” kata pihak PT Krakatau Bandar Samudera
(KBS), di Jakarta, Selasa (28/11).
KBS merupakan salah satu mitra strategis
pemerintah untuk pelabuhan Marunda, sebagai pelaksana Pandu-Tunda mulai tahun
2017 lalu.
Oleh karena semakin padatnya kegiatan
kapal di Marunda, dan demi keselamatan pelayaran, rasanya sudah waktunya
pemerintah (Kemenhub) mengambil keputusan untuk wajib pandu di perairan Marunda
tersebut.
“Sekarang kapal sudah banyak yang
kesini, dan keselamatan pelayaran sangat penting, makanya sekarang waktu yang
tepat bagi pemerintah (Kemenhub) untuk Marunda dilakukan wajib pandu.” tambah
Banu Amza, pengurus INSA Jaya untuk Pelabuhan Marunda.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan
bisnis di pelabuhan ini, otomatis mampu mengerek PNBP (pendapatan Negara bukan
pajak) yang masuk ke Negara. Data mencatat, 332.679 juta rupiah dari pemanduan
dan Rp 838.663 juta dari penundaan PNBP yang ditarik KSOP Marunda dari jasa
kegiatan itu.
Para pelaku usaha di Marunda menilai
positif terhadap kinerja Anggiat Douglas (KSOP Marunda sekarang), karena sangat
familiar dengan pengguna jasa, namun tegas dalam aturan.
“Majunya pelabuhan Marunda sekarang
ini tak terlepas dari peran Pak Anggiat selaku KSOP. Dia komunikatif dan
bijaksana,” kata mereka mengapresiasinya.
Tapi sayang, meningkatnya kegiatan dan
semakin membaiknya kinerja di pelabuhan Marunda, tak dibarengi dengan sarana
jalan pendukung keluar masuk ke pelabuhan ini. Sebab, kendaraan yang datang
pergi menuju kesini mesti berjibaku dengan lobangan jalan yang rusak yang
seharusnya menjadi perhatian pihak pengelola untuk memperbaikinya.
KSOP Marunda Anggiat yang dikonfirmasi
Ocean Week terkait dengan meningkatnya kegiatan kapal membenarkan bahwa
sekarang kapal-kapal yang keluar masuk ke pelabuhan ini cukup padat. “Sekitar
200 lebih per bulan kapal beraktifitas disini. Untuk tetap menjaga keselamatan
pelayaran juga sudah dilakukan pemanduan dan penundaan yang dilakukan oleh
KBS,” kata Anggiat.
Dia mengatakan akan terus berusaha
melakukan service secara professional, dan sesuai dengan keinginan pengguna
jasa. “Sebagai pemerintah, kami akan menjaga harmonisasi diantara pelaku usaha
disini, sehingga aktifitas di pelabuhan ini kondusif,” ungkapnya.
(Tim
Redaksi WNR Jkt).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar